Oleh Rahmad Ariadi
Telah diketahui banyak kalangan bahwa keberadaan Kampung Inggris di desa Tulungrejo dan Pelem, Kecamatan Pare, merupakan sebuah kemunculan unit aktivitas pendidikan yang fenomenal. Kehadirannya yang berbentuk kursusan, camp dan tempat tinggal dengan jumlah ratusan, tak pelak lagi memiliki peran yang bersifat multi dimensional. Fenomen ini diperkuart dengan kemunculan berbagai agency dengan kecenderungan keberpihakan pada tempat kursus tertentu meskipun tetap ada yang bertindak fair serta bisnis-bisnis ikutan lainnya.
Tak bisa dipungkiri, Kampung Inggris telah memainkan banyak peran positif baik di tingkat lokal (desa, kecamatan dan kabupaten) maupun di tingkat nasional. Dampak baik tersebut, setidaknya bisa dipilah menjadi dua hal. Pertama, berkembangnya model pembelajaran non formal yang mungkin sama sekali berbeda dengan model-model sebelumnya yang telah ada. Kedua, tumbuhnya geliat ekonomi desa bersama dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Model pembelajaran di Kampung Inggris yang umumnya menekankan pada capaian target yang terperinci (peserta pembelajar mampu menguasai kemampuan berbahasa Inggris level tertentu dengan mengikuti program tertentu) telah menghasilkan metode pembelajaran yang mensyaratkan evaluasi-evaluasi hasil belajar yang bersifat mingguan bahkan harian secara detail. Inilah yang menjadi jawaban, mengapa banyak lulusan Kampung Inggris mengalami perubahan signifikan terhadap skill berbahasa Inggris-nya dalam waktu yang tidak relative lama.
Akan tetapi, hal itu juga sangat dipengaruhi oleh pilihan program yang tepat dari peserta didik dengan target dan waktu yang mereka miliki. Mengenai tumbuh-kembangnya ekonomi desa, hal ini tentunya menjadi keniscayaan. Banyak cakupan pekerjaan yang muncul akibat dari adanya kampung Inggris ini, mulai dari menjadi tenaga pendidik dan kependidikan sampai dengan berwira-usaha seperti kost, warung hingga cafe. Pendapatan per kapita penduduk di kampung inggris sangat mungkin mengalami peningkatan yang sangat berarti dari aktivitas ini. Untuk itu, menjadi sangat penting untuk menjaga keberadaan kampung ini agar tetap pada koridor-nya sebagai tempat alternative pembelajaran yang handal.
Di sisi lain, ada juga sejumlah dampak negatif alamiah yang harus kita perhatikan dan mitigasi bersama agar Kampung Inggris tetap pada jalurnya. Salah satu yang nampak jelas adalah kehadiran kursusan-kursusan atau kelompok-kelompok lain yang mengatasnamakan kampung inggris hanya demi mengeruk keuntungan sebesar-besarnya secara tidak bertanggung-jawab.
Sebagai jawaban atas persoalan ini, maka penguatan Forum atau yang sejenisnya yang menaungi aktivitas kampung ini secara menyeluruh dan sekaligus menjadi ajang silaturahmi antar pemangku kepentingan, adalah menjadi hal yang wajib. Lebih jauh lagi forum ini nantinya bisa merumuskan secara bersama-sama “code of conduct” sebagai panduan berperilaku yang akan menjadi garda pengawal bagi tegaknya kampung ini untuk tujuan-tujuan yang bermanfaat bagi semua.
Tidak kalah penting juga bagi para calon pembelajar agar secara bijak dapat memilih tempat belajar yang berkwalitas yang sesuai dengan kebutuhan sehingga pemborosan waktu, tenaga serta uang dapat dihindarkan semaksimal mungkin. Dampak lain yang juga harus kita minimalisasi bersama adalah kejahatan dan pergaulan bebas. Karena banyak pendatang dari berbagai latar belakang, pemilik unit-unit usaha terutama kost, camp dan cafe wajib menerapkan tata berperilaku yang sehat dan menyehatkan secara fisik terlebih-lebih mental. Pada gilirannya kerjasama yang erat dan berkesinambungan dengan pemerintah di berbagai tingkatan harus pula dilakukan agar dapat berkoordinasi dengan cepat guna menyelesaikan persoalan-persoalan yang mungkin muncul terutama persoalan sosial.
Dari papaaran di atas, bisa diberi simpulan bahwa Kampung Inggris mempunyai peran besar bagi pendidikan, bahkan di tingkat nasional sehingga bagi para pemilik tempat kursus dan camp tentunya menjadi hal wajib untuk memberikan standar pembelajaran yang prima. Tak kalah pentingnya pula agar pemilik kost, warung dan cafe supaya melakukan kegiatan usaha yang sehat dan bernilai sehingga menguntungkan dan menenteramkan semua pihak.
Para pelaku bisnis (pemilik kursus, camp, tempat kost dan cafe) disini juga harus menjalin komunikasi dengan pemerintah di berbagai tingkatan serta sebaliknya sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk membantu dan ikut mencarikan solusi bila muncul persoalan-persoalan di wilayahnya masing-masing termasuk di kampung Inggris. Yang terakhir, bagi para calon siswa yang akan datang ke Pare juga harus merencanakan dengan matang sehingga tidak terjebak pada pengambilan program yang salah dan perilaku yang tidak perlu atau bahkan merugikan serta membahayakan diri sendiri.
– Penulis adalah pengelola dan pemilik Kresna